AKUNTANSI PADA ERA INFLASI LUARBIASA VERSI IPSAS 10


Sajian Dr Jan Hoesada, KSAP

PENDAHULUAN

Seperti biasa, pembaca dimohon meyikapi kedangkalan makalah dengan memperluas wawasan-ilmiah ,antara lain dengan tambahan rujukan afdol lain. Seperti biasa pula, petikan dan ringkasan (bukan kuotasian ) hasil riset ini dibatasi ketertarikan  penulis pada paragraf tertentu saja pada berbagai sumber rujukan. Pada beberapa negara, tingkat inflasi luar-biasa dapat mencapai skala triliun persen. Pada tahun 2022, terdapat sekitar 60 negara berisiko inflasi luar-biasa.

Merdeka.com, 2022, menyajikan artikel berjudul Pemerintah Pastikan Indonesia Tak Akan Alami Krisis Ekonomi, ini Alasannya, antara lain mengungkapkan karena sejak sebelum pandemi terjadi, pemerintah sangat disiplin dalam mengelola standar kebijakan fiskal. Pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter  sejak lama bersifat prudent dan konservatif. Kebijakan fiskal NKRI disiplin, selalu menjaga defisit APBN di bawah 3 persen dari PDB dan utang pemerintah dijaga di bawah 30 persen dari PDB. Tingkat inflasi Indonesia dalam 5 tahun terakhir masih di bawah 5 persen, neraca berjalan mengalami surplus terdapat keuntungan  kenaikan harga komoditas misalnya pada  ekspor nikel, batubara, CPO dan yang lain-lain. Pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter ini sejak lama prudent dan konservatif. Kebijakan fiskal kita disiplin, defisit kita di bawah 3 persen dari PDB dan utang kita di bawah 30 persen dari PDB. 

Terdapat berbagai negara lain mengalami masalah keuangan negara. Utang pemerintah Sri Lanka yang mencapai 87 % PDB sebelum pandemi, defisit fiskal tahun 2019 mencapai 9,6 %  PDB. Sampai tahun 2019, utang Pemerintah Pakistan mencapai 86 % PDB dan defisit fiskal 9,1 % PDB.

Disimpulkan di muka, bahwa inflasi luar biasa kemungkinan kecil terjadi di Indonesia.

ASUMSI UNIT MONETER NAN STABIL

True Tamplin, 2021, menyajikan makalah berjudul Monetary Unit Assumption, menjelaskan antara lain berbagai hal sebagai berikut. Asumsi unit-moneter atau konsep pengukuran uang mewajibkan seluruh catatan akuntansi atas transaksi, aset, utang dan ekuitas dinyatakan dalam suatu satuan moneter, biasanya mata-uang fungsional negara domisili entitas LK.Transaksi misalnya adalah transaksi jual-beli, pinjam-meminjam atau kredit, barter, waris, atau hadiah bukan berbentuk uang dan bukan uang-kartal.  Berbagai perusahaan multinasional menggunakan beberapa-mata uang. Terdapat aset, kewajiban, transaksi yang tak-mudah bahkan tak-dapat di ukur dalam satuan-mata uang. Berbagai masalah diselesaikan oleh SAK, antara lain (1) masalah pihak-pihak bertransaksi barter tak mampu menetapkan nilai barang/jasa dipertukarkan, (2) hadiah barang tak bernilai pasar dan berbagai transaksi lain, (3) pihak pemilik aset kebun kelapa-sawit tak mampu menentukan nilai pohon kelapa sawit  yang tumbuh makin besar dan/atau mengalami peralihan status TBM menjadi TM , menggunakan rujukan harga-pasar beberapa kebun-tetangga sejenis.

Selengkapnya…