DESA DIGITAL


Naskah Tayangan Jan Hoesada

di  Cafe BPKP

PENDAHULUAN

Pada acara penyerahan buku Akuntansi Desa kepada pimpinan BPK,  pemakalah diminta mengisi acara mingguan santai penuh manfaat di Cafe BPKP, dan pemakalah mengajukan tema Desa Digital.

Majalah Warta Pengawasan BPKP memuat event tersebut, dan KSAP  meneruskan berita pada majalah maya KSAP. Terlanjur basah, maka mandi saja ;  naskah tayangan event tersebut disajikan sebagai pelengkap.

Makalah jauh dari sempurna, dibatasi kemampuan jelajah-maya dan kedangkalan persepsi pemakalah, sekadar pemantik-semangat sidang pembaca untuk membangun desa modern berbasis budaya Nusantara.

Digitalisasi dimaksud  menghapus senjang ruang, waktu, budaya, gaya hidup  kota dan desa sampai tingkat tertentu, meningkatkan kinerja pemerintah desa dalam pelaksanaan APBDes, meningkatkan produktivitas, kesehatan dan kebahagiaan penduduk desa.

Gaya kehidupan desa berbasis elektronik berbasis GCG anti Hoax akan lebih guyub dan demokratis, kondisi sosial  desa diharapkan menjadi jauh lebih baik. Digitalisasi desa memudahkan koordinasi desa dibawah Camat, Bupati, Gubernur dan berbagai Kementerian. Digitalisasi desa  memudahkan pembangunan berbagai bentuk kerja-sama antar pemerintah desa, misalnya pasar bersama, pemasaran bersama  ke kabupaten, manajemen sekolah bersama, jembatan bersama, rumah sakit desa bersama, manajemen jalan akses, irigasi dan sampah bersama.

Utopia desa digital tentu saja mulai dari Situs Desa,  penampilan papan elektronik pada tiap gerbang desa, dengan ucapan Selamat datang di DEWI (berarti desa WiFi) dan/atau  DEWI (berarti desa wisata) Balung (adalah sebuah nama desa).

Pada episode rombongan  Presiden tiba di gerbang desa tertentu apa-saja di-mana-saja, tertayang  gambar hidup rombongan tersebut pada layar selamat datang, karena telah direkam fasilitas Drone pada jarak beberapa kilometer sebelumnya. Fasilitas Drone tersebut milik desa (cq aparat dokumentasi) atau pinjam dari security system kawasan kehutanan desa, pertambakan, pertanian atau pertambangan desa.

Instrumen digital milik desa selalu ditayangkan pada situs dan gerbang desa, misalnya jumlah unit sarana WiFi, basis teknologi wajib (misalnya Andoid),  sistem penginderaan jauh,  kentongan diganti sinyal gawat-darurat setiap telepon genggam seluruh penduduk desa (untuk berita bahaya, tamu penting, tamu tak diundang seperti harimau, pencuri ternak, dll, peristiwa kekerasan sampai KDRT,  dan berbagai berita gawat darurat menyenangkan seperti berita akan melahirkan mendadak.

Sistem infra-red  desa 24 jam menangkap tamu tak diundang (harimau, musang, pencuri), bencana alam dan wabah, kerusakan irigasi  dan lain-lain, juga secara otomatis di viral kan bukan hanya kepada  pamong atau polisi desa. Pada depan Kantor Kepala Desa tertayang berbagai info-elektronik tentang profil utama desa (misalnya peta desa, jumlah dan komposisi penduduk, jumlah pendatang menginap, dll),  rencana kegiatan bersama dan berbagai gawe, peraturan desa yang baru, laporan panen harian dan lumbung-desa, berita kelahiran atau kemalangan, penerimaan dan penggunaan Dana Desa. Berbagai sistem pertanian, pertambakan dan pertambangan dilengkapi sarana digital sesuai kebutuhan, misalnya sistem pemberian pakan ikan kolam besar.

S e l e n g k a p n y a . . .