Indonesia sharing pengalaman penerapan Balance Sheet Approach kepada perwakilan 9 Negara di International Monetary Fund (IMF) Singapore Training Institute


Oleh : Meiling

 

Setelah dunia ditimpa berbagai krisis global, negara-negara di dunia, terutama negara G-20 menyadari pentingnya Neraca dan pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach) dalam pengambilan kebijakan fiskal dan makro ekonomi. Berbagai inisiatif telah diluncurkan antara lain Data Gaps Initiative (DGI) yang merupakan inisiatif negara G20 sebagai respon atas krisis keuangan tahun 2007-2008 berupa inisiatif penyempurnaan statistik ekonomi dan keuangan. Inisiatif tersebut diluncurkan untuk meningkatkan ketersediaan dan perbandingan data ekonomi dan keuangan untuk pengambilan kebijakan.
Indonesia sebagai anggota negara G-20 merupakan salah satu negara yang telah memiliki Neraca sejak tahun pelaporan 2004. Neraca tersebut telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan melalui sistem akuntansi. Neraca Pemerintah Indonesia disusun dengan cakupan yang lengkap baik berdasarkan jenis aset maupun jatuh temponya. Kualitas penyusunan Neraca tersebut telah mendapat pengakuan berbagai pihak, baik secara domestik maupun internasional. International Monetary Fund (IMF) dalam berbagai kesempatan telah mengakui keberhasilan Indonesia dalam penerapan Statistik Keuangan Pemerintah dan pengembangan pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach) dan merekomendasikan Indonesia sebagai salah satu negara yang dapat menjadi tempat pembelajaran dan benchmarking.
Di awal tahun 2019, IMF mengundang perwakilan Pemerintah Indonesia untuk melakukan knowledge and experience sharing untuk penyusunan dan pemanfaatan Neraca dalam pengambilan kebijakan pada Course on Balance Sheet Approach yang bertempat di IMF – Singapore Regional Institute (STI) pada tanggal 28 Januari – 1 Februari 2019. Peserta course terdiri dari 30 peserta, yang berasal dari Afganistan, Bangladesh, Kamboja, India, Mongolia, Nepal, Pakistan, Filipina, dan Srilangka.

IMF mengundang Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik yang dinilai telah memiliki sinergi dan koordinasi yang baik dalam rangka pengembangan dan penggunaan pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach) dalam konteks penyusunan Full Sequence of Accounts (FSA)/Financial Accounts and Balance Sheet (FABS) yang akan menyajikan kerangka data yang komprehensif dan terintegrasi dari semua sektor dalam perekonomian, baik sektor riil, sektor keuangan, sektor fiskal/pemerintah (statistik keuangan Pemerintah) dan sektor eksternal melalui standar statistik yang berlaku secara internasional. FSA/FABS merupakan dasar untuk pengambilan kebijakan ekonomi berbasis data/informasi, yang dapat memfasilitasi analisis kondisi dan keterkaitan antar sektor dalam perekonomian secara lebih mendalam, serta mendeteksi adanya risiko sistemik dan kerentanan apabila terjadi keguncangan dalam perekonomian suatu negara.
Pada course tersebut, Firmansyah N. Nazaroedin, Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyampaikan materi dengan tema Indonesia’s Journey to develop Accounting for Balance Sheet, yang dimulai dengan roadmap reformasi manajemen keuangan Pemerintah Indonesia termasuk pelaporan keuangan. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan juga memaparkan proses pembentukan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan proses penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai titik awal reformasi akuntansi dan pelaporan keuangan di Indonesia. Dalam presentasi tersebut juga dielaborasi bagaimana strategi dan langkah-langkah penyusunan Neraca awal sampai akhirnya Pemerintah Indonesia dapat menerapkan akuntansi berbasis akrual sebagai salah satu best practice yang mendukung peningkatan kualitas laporan keuangan termasuk Neraca. Presentasi tersebut ditutup dengan sharing key success factors keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual dan pengalaman Pemerintah Indonesia dalam penyusunan Neraca, sehingga diharapkan melalui materi tersebut, negara-negara peserta course dapat mengambil lesson learned dari pengalaman penyusunan Neraca Pemerintah Indonesia untuk dapat diadaptasi di negaranya masing-masing.

Dalam course tersebut, perwakilan Bank Indonesia, Yogi F Yogaswara juga turut berpartisipasi dalam menyampaikan pengalaman Bank Indonesia terkait kerangka Balance Sheet Approach, dan Kepala Sub Direktorat Statistik dan Analisis Laporan Keuangan, Mei Ling menyampaikan sharing knowledge dan experience mengenai penerapan Statistik Keuangan Pemerintah di Indonesia.